Senin, 04 Maret 2013

UJIAN HIDUP

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Membaca judulnya saja membuat saya sedikit minder dan membawa kepada kehidupan saya yang selalu kurang beres,hahaha Membuat saya berfikir apakah ini sebuah ujian atau memang gara-gara ulah saya sendiri,hehe Tapi yang jelas disini saya tidak akan membahas tentang kehidupan saya, saya hanya ingin nge-share tentang makna ujian hidup yang saya peroleh dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat bagi saya atau mungkin para pembaca sekalian. Amin.
Socrates pernah berkata bahwa hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi (unexamined life is not worth living). Hanya ada satu tempat di dunia ini dimana manusia terbebas dari segala ujian hidup, yakni kuburan. Berarti, tanda bahwa manusia tersebut masih hidup adalah ketika dia mengalami ujian, kegagalan, dan penderitaan. Lebih baik kita tahu mengapa kita gagal dari pada kita tahu mengapa kita berhasil. Bili P. S. Lim dalam bukunya Dare to Fail mengatakan bahwa banyak orang menterjemahkan ujian hidup dan penderitaan sebagai suatu bagian dari kegagalan. Itulah sebabnya ia mengatakan "No failure, only success delayed." (Tidak ada kegagalan, hanya sukses yang tertunda).
Parlindungan Marpaung, Drs., Psi., MT., MA dalam bukunya "Setengah Isi Setengah Kosong" menuliskan bahwa seorang profesor pernah menerangkan bagaimana perak harus dimurnikan sebanyak tujuh kali. Perak yang masih kotor harus dipanaskan dan dilelehkan, karena perak berberat jenis cukup besar, maka ketika dipanaskan dia akan turun dan kotorannya akan naik. Saat itulah, kotoran-kotoran yang sudah naik tersebut disaring dan dibersihkan. Setelah mengalami permbersihan tahap pertama, maka kembali perak tersebut dicairkan untuk kedua kalinya lalu disaring kembali. Hal ini harus dilakukan berulang kali untuk mencapai tingkat kemurnian yang diharapkan. Setelah tujuh kali, barulah perak itu murni, tinggal menyisihkan kotoran-kotoran yang halus saja. Alhasil, setelah melalui berkali-kali proses pembersihan, perak itu bisa begitu cemerlang bagaikan cermin. Padahal, ketika masih kotor, betapa sulitnya untuk bercermin pada perak tersebut. Namun, setelah tujuh kali dipanaskan, orang baru dapat melihat wajahnya sendiri pada perak tersebut.
Nha, tampaknya kita perlu merenungkan kembali, kita bisa memetik dari pelajaran pemurnian perak yang sampai tujuh kali tersebut.Bahwa ketika "kotoran hidup" (karakter, watak dan kebiasaan negatif sulit lekang sekalipun sudah berkali-kali berusaha untuk meninggalkannya), maka kita tampaknya perlu masuk dapur api pengujian hidup agar dapat menemukan kembali makna hidup itu sendiri. Memaknai setiap ujian hidup, akan menjadi sangat berarti bagi kita untuk meraih dan menikmati hikmahnya. Apa masalah kita saat ini? Keluarga yang tidak harmonis? Uang yang selalu tidak cukup ditengah-tengah kenaikan biaya hidup yang semakin tinggi? Atau karier yang tidak berjalan mulus? Apapun permasalahan kita sekarang, yang jelas mari kita renungkan kembali, bahwa matahari akan selalu tetap bersinar. Seandainya saat ini mendung, bukan berarti matahari berhenti bersinar. Mungkin ini kesempatan untuk menikmati keteduhan, barang sejenak melakukan refleksi hidup, atau Sang Pencipta hendak "berbicara" banyak kepada kita karena ketika kita sibuk ada kalanya suara-Nya nyaris tak terdengar. Cepat atau lambat mendung akan berlalu dan matahari akan menunjukkan wajahnya kembali. Kalaupun mendung berubah menjadi hujan, habis hujan pasti tampak pelangi yang indah.
Dalam The Bamboo Oracle, dikisahkan pohon bambu (Bamboo) yang sudah hidup enak dalam rumpunannya harus ditebang dan menderita sakit yang amat sangat karena tubuhnya dipotong-potong. Namun, ketika  ia tahu bahwa tubuhnya dipergunakan untuk saluran air bagi masyarakat, obor, kentongan, dan lemang, Sang bambo sadar bahwa dirinya mampu memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Begitu juga dengan kehidupan kita, atau ujian hidup yang sedang kita alami saat ini, mungkin kita sedang disiapkan untuk memberikan jalan amal kebahagiaan orang lain. Itulah sebabnya Seorang sufi mengajarkan kepada kita ketika ujian hidup datang menghampiri kita, hendaknya kita jangan berdo'a agar ujian tersebut cepat berlalu, namun, berdo'alah agar diberikan kekuatan untuk  melalui dan menghadapi ujian hidup. :)

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar